Senin, 15 September 2014

Nyamuk Culex sp






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Lata Belakang
Nyamuk termasuk serangga (Arthropoda: Insecta). Tubuhnya terbagi tiga bagian: kaput, toraks, abdomen. Pada kepala ada bagian mulut yang disebut probosis yang lurus ke depan (pada Tribus Culicini dan Anphelini) atau bagian depannya melemgkung ke arah perut (Tribus Megarhini), sepasang antena, dan sepasang palpus maksilaris. Nyamuk jantan antena tipe plumose, yang betina tipe pilose. Tipe bag. mulut menusuk dan mengisap. Pada toraks melekat 3 pasang kaki, dan sepasang sayap, dan sepasang halter (sayap yang sangat mereduksi, bentuknya seperti halter). Terdiri dari 3453 spesies, salah satu diantaranya adalah nyamuk culex sp.
Nyamuk Culex sp merupakan pengganggu: menggigit/mengisap darah waktu malam mengganggu tidur atau kerja malam di dalam rumah atau mungkin juga di luar rumah, di sawah, dll. Nyamuk ini,  pola hidupnya mirip dengan aedes aegypti. Mereka sangat suka hinggap di pakaian-pakaian yang anda taruh di tempat sembarangan.
Apabila anda sering menaruh pakaian anda di sembarang tempat, pastikan anda menggunakan lemari saja untuk menyimpan pakaian anda karena lemari merupakan sebuah tempat yang aman untuk menyimpan pakaian yang ada di rumah anda. Meskipun mereka suka tinggal di pakaian yang ditaruh di sembarang tempat, nyamuk ini juga bisa berkembang biak dengan mudah di genangan air. Genangan air merupakan tempat favorit mereka untuk berkembang biak dan tempat ini biasanya mereka gunakan apabila mereka ingin bertelur atau melakukan perkawinan.
Nyamuk Culex sp memiliki kebiasaan yang berbeda dengan Aedes Aegepty, bila Aedes aegepty suka hidup pada air bersih maka Culex sp menyukai air yang kotor seperi genangan air, limbah pembuangan mandi, got ( selokan ) dan sungai yang penuh sampah. Culex sp, nyamuk yang memiliki ciri fisik coklat keabu-abuan ini mampu berkembang biak disegala musim. Hanya saja jumlahnya menurun saat musim hijan karena jentik-jentiknya terbawa arus. Culex sp melakukan kegiatannya dimalam hari.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui nyamuk culex sp sp
2.      Untuk mengetahui Morfologi nyamuk culex sp
3.      Untuk mengetahui klasifikasi nyamuk culex sp.
4.      Untuk mengetahui siklus hidup nyamuk culex sp.
5.      Untuk mengetahui bionomik nyamuk culex sp.
6.      Untuk mengetahui Habitat nyamuk culex sp.
7.      Untuk mengetahui Faktor Lingkungan Fisik yang Mempengaruhi pertumbuhan Nyamuk culex sp.
8.      Untuk mengetahui penyakit yang di timbulkan oleh nyamuk culex sp.
9.      Untuk mengetahui pengendalian nyamuk culex sp.









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Nyamuk culex sp dan Morfologi

Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis.
Nyamuk dewasa dapat berukuran 4 – 10 mm (0,16 – 0,4 inci). Dan dalam morfologinya nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum: kepala, dada, dan perut. Nyamuk Culex sp yang banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis Culex sp quinquefasciatus.

B.     Morfologi Nyamuk culex sp

                  Adapun Morfologi Nyamuk Culex sp y yaitu: Telur berwarna coklat, panjang dan silinder, vertical pada permukaan air, tersementasi pada susunan 300 telur.Panjang susunan biasanya 3 – 4mm dan lebarnya 2 – 3mm Telur.Telur culex diletakkan secara berderet- deret rapi seperti kait dan tanpa pelampung yang berbentuk menyerupai peluru senapan.
      Pada stadium jentik nyamuk Culex mempunyai siphon yang mengandung bulu- bulu siphon (siphonal tuft) dan pekten, sisir atau comb dengan gigi- gigi sisir (comb teeth), segmen anal dengan pelana tertutup dan tampak tergantung pada permukaan air.
      Stadium pupa Culex mempunyai tabung pernafasan yang bentuknya kelihatan sempit dan panjang, digunakan untuk pengambilan oksigen.

Ciri Secara Umum :
a)      Telur : lonjong seperti peluru
b)      Larva : sifon panjang dan bulunya lebih dari satu pasang
c)      Fase dewasa : abdomen bagian ujung tumpul, warna cokelat muda tanpa tanda khas
d)     Sayap : sisik sempit panjang dengan ujung runcing
e)      Peran medis : sebagai vektor filariasis dan penyakit Japanese B. encephalitis
f)       Perilaku : mengisap darah pada malam hari
g)      Habitat : air jernih dan air keruh

Ciri-ciri yang dimiliki oleh nyamuk ini adalah memiliki warna hitam dan kadang-kadang juga ada yang berwarna cokelat. Nyamuk ini terlihat biasa dan tidak ada cirri-ciri khusus seperti nyamuk aedes aegypti yang memiliki warna belang hitam putih. Satu lagi keunikan dari nyamuk culex sp adalah postur tubuhnya yang tidak menukik namun cenderung mendatar. Inilah yang membedakan nyamuk jenis culex sp dengan nyamuk lainnya. Nyamuk ini juga bisa menyebabkan penyakit apabila menggigit seseorang. Penyakit yang diberikan oleh nyamuk ini adalah penyakit kaki gajah. Penyakit yang satu ini cukup bisa membuat anda menderita dan anda tidak akan bisa melakukan aktivitas sehari-hari anda dengan baik.

C.     klasifikasi nyamuk culex sp sp
Adapun klsifikasi nyamuk culex sp yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi Culex sp adalah sebagai berikut :
Kingdom  : Animalia,
Phylum    : Arthropoda
Class       : Insecta
Ordo        : Diptera
Family      : Culicidae
Genus       : Culex
Spesies     : Culex sp
D.    Siklus Hidup Nyamuk culex sp


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgntZZ3Y7nFHDh5Sjg9L72PObpQiB1xVLN-RpCAFVBcEpiV6HxOGA7i6YO4EYO2fcu4fSMZr9v3cMPt9JzmAVxL5JTVEgYdtDasOG_LlbI2G_ymi4nZOh6VpymfV4lGOtOVeMo_ZPzI5hDO/s320/mosquitocycle.gif
1.      Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Setiap spesies nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.

2.      Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan predator.Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai dewasa kurang lebih 5 hari.

3.      Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.

4.      Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang esensial untuk mematangkan telur. Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.

E.     Bionomik Nyamuk culex sp.

Nyamuk betina menghisap darah untuk proses pematangan telur, berbeda dengan nyamuk jantan. Nyamuk jantan tidak memerlukan darah tetapi hanya menghisap sari bunga. Setiap nyamuk mempunyai waktu menggigit, kesukaan menggigit, tempat beristirahat dan berkembang biak yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
1.      Tempat berkembang biak
Nyamuk Culex sp suka berkembang biak di sembarang  tempat misalnya di air bersih dan air yang kotor yaitu genangan air, got terbuka dan empang ikan.
2.      Perilaku makan
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan hewan terutama pada malam hari. Nyamuk Culex sp suka menggigit binatang peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan sapi. Menurut penelitian yang lalu kepadatan menggigit manusia di dalam dan di luar rumah nyamuk  Culex sp hampir sama yaitu di luar rumah (52,8%) dan kepadatan menggigit di dalam rumah (47,14%), namun ternyata angka dominasi menggigit umpan nyamuk manusia di dalam rumah lebih tinggi (0,64643) dari nyamuk menggigit umpan orang di luar rumah (0,60135).
3.      Kesukaan beristirahat
Setelah nyamuk menggigit orang atau hewan nyamuk tersebut akan beristirahat selama 2 sampai 3 hari. Setiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan beristirahat yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp suka beristirahat dalam rumah. Nyamuk ini sering berada dalam rumah sehingga di kenal dengan nyamuk rumahan.
4.      Aktifitas menghisap darah
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan hewan terutama pada malam hari (nocturnal). Nyamuk Culex sp sp menggigit beberapa jam setelah matahari terbenam sampai sebelum matahari terbit. Dan puncak menggigit nyamuk ini adalah pada pukul 01.00-02.00.

F.      Habitat Nyamuk culex sp
Nyamuk dewasa merupakan ukuran paling tepat untuk memprediksi potensi penularan arbovirus. Larva dapat di temukan dalam air yang mengandung tinggi pencemaran organik dan dekat dengan tempat tinggal manusia. Betina siap memasuki rumah-rumah di malam hari dan menggigit manusia dalam preferensi untuk mamalia lain.

G.    Faktor Lingkungan Fisik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Nyamuk culex sp

1.      Suhu
                  Faktor suhu sangat mempengaruhi nyamuk Culex sp dimana suhu yang tinggi akan meningkatkan aktivitas nyamuk dan perkembangannya bisa menjadi lebih cepat tetapi apabila suhu di atas 350C akan membatasi populasi nyamuk. Suhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk berkisar antara 200C – 300C. Suhu udara mempengaruhi perkembangan virus dalam tubuh nyamuk

2.      Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara yang dinyatakan dalam (%). Jika udara kekurangan uap air yang besar maka daya penguapannya juga besar. Sistem pernafasan nyamuk menggunakan pipa udara (trachea) dengan lubang-lubang pada dinding tubuh nyamuk (spiracle). Adanya spiracle yang terbuka lebar tanpa ada mekanisme pengaturannya. Pada saat kelembaban rendah menyebabkan penguapan air dalam tubuh sehingga menyebabkan keringnya cairan tubuh. Salah satu musuh nyamuk adalah penguapan, kelembaban mempengaruhi umur nyamuk, jarak terbang, kecepatan berkembang biak, kebiasaan menggigit, istirahat dan lain-lain.

3.      Pencahayaan
                  Pencahayaan ialah jumlah intensitas cahaya menuju ke permukaan per unit luas. Merupakan pengukuran keamatan cahaya tuju yang diserap. Begitu juga dengan kepancaran berkilau yaitu intensitas cahaya per unit luas yang dipancarkan dari pada suatu permukaan. Dalam unit terbitan SI, kedua-duanya diukur dengan menggunakan unit lux (lx) atau lumen per meter persegi (cd.sr.m-2). Bila dikaitkan antara intensitas cahaya terhadap suhu dan kelembaban, hal ini sangat berpengaruh. Semakin tinggi atau besar intensitas cahaya yang dipancarkan ke permukaan maka keadaan suhu lingkungan juga akan semakin tinggi. Begitu juga dengan kelembaban, semakin tinggi atau besar intensitas cahaya yang dipancarkan ke suatu permukaan maka kelembaban di suatu lingkungan tersebut akan menjadi lebih rendah



H.    Penyakit yang ditimbulkan nyamuk Culex sp

1.      Filariasis
Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk seperti Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
ü  Cara penularan
Penderita awalnya digigit nyamuk yang sudah "terkontaminasi" larva stadium III. Siklus penularan penyakit kaki gajah melalui dua tahap. Pertama, tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk. Kedua, tahap perkembangan dalam tubuh manusia.
ü  Gejala
Demam selama 3 ­ 5 hari, pembengkakan kelenjar getah bening, panas dan sakit terasa menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan.
ü  Pengobatan
Dititik beratkan untuk mencegah kecacatan dan mengurangi sakit.

2.      West Nile Virus
Virus Nil Barat (west nile virus/WNV) termasuk arbovirus yang ditularkan nyamuk. Tiga faktor utama kemunculan WNV adalah perubahan iklim, populasi burung yang terinfeksi dan penyebaran populasi nyamuk, khususnya nyamuk culex.
ü  Cara penularan
Pada awalnya virus tersebut hidup pada tubuh burung. Dari burung lalu "disebarluaskan" oleh nyamuk. Virus ini dapat menimbulkan penyakit bagi manusia dan sejumlah mamalia.
ü  Gejala
Saat terinfeksi WNV tidak terlihat gejala-gejala tertentu kecuali seperti orang terkena flu. Namun akibatnya bisa sangat serius termasuk encephalitis (radang otak).
ü  Pengobatan
Sejauh ini belum ada pengobatan khusus atau vaksin untuk mengatasi infeksi WNV.

3.      Japanese Encephalitis
Japanese Encephalitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini disebarkan melalui gigitan nyamuk Culex.
ü  Cara penularan
Awalnya virus Japanese Encephalitis berkembang biak dalam tubuh babi. Lalu, nyamuk betina Culex mengisap darah babi dan menularkan virus ini saat menggigit manusia.
ü  Gejala
Demam, sakit kepala, lemah, mengingau, mengantuk, lumpuh, bahkan pingsan.
ü  Pengobatan
Sejauh ini belum ada pengobatan khusus atau vaksin untuk mengatasi infeksi WNV.

I.       Pengendalian Nyamuk culex sp
Pengendalian nyamuk dapat dibagi menjadi tiga yaitu :



1.      Pengendalian secara mekanik
Cara ini dapat di lakukan dengan mengubur kaleng-kaleng atau tempat-tempat sejenis yang dapat menampung air hujan dan membersihkan lingkungan yang berpotensial di jadikan sebagai sarang  nyamuk Culex sp misalnya got dan potongan bambu. Pengendalian mekanis lain yang dapat dilakukan adalah pemasangan kelambu dan pemasangan perangkap nyamuk baik menggunakan cahaya lampu dan raket pemukul.

2.      Pengendalian secara biologi
                  Intervensi yang di dasarkan pada pengenalan organisme pemangsa, parasit, pesaing untuk menurunkan jumlah Culex sp. Ikan pemangsa larva misalnya ikan kepala timah, gambusia ikan mujaer dan nila di bak dan tempat yang tidak bisa ditembus sinar matahari misalnya tumbuhan bakau sehingga larva itu dapat di makan oleh ikan tersebut dan merupakan dua organisme yang paling sering di gunakan.    Keuntungan dari tindakan pengendalian secara biologis mencakup tidak adanya kontaminasi kimiawi terhadap lingkungan. Selain dengan penggunaan organisme pemangsa dan pemakan larva nyamuk pengendalian dapat di lakukan dengan pembersihan tanaman air dan rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk dan membersihkan semak-semak di sekitar rumah dan dengan adanya ternak seperti sapi, kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia apabila kandang ternak di letakkan jauh dari rumah.

3.      Pengendalian secara kimia.
Penggunaan insektisida secara tidak tepat untuk pencegahan dan pengendalian infeksi dengue harus dihindarkan. Selama periode sedikit atau tidak ada aktifitas virus dengue, tindakan reduksi sumber larva secara rutin, pada lingkungan dapat dipadukan dengan penggunaan larvasida dalam wadah yang tidak dapat dibuang, ditutup, diisi atau ditangani dengan cara lain.

























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis. Fase pertumbuhan nyamuk culex sp yaitu d mulai dari telur sampai dewasa. Nyamuk betina menghisap darah untuk proses pematangan telur, berbeda dengan nyamuk jantan. Nyamuk jantan tidak memerlukan darah tetapi hanya menghisap sari bunga.
 Setiap nyamuk mempunyai waktu menggigit, kesukaan menggigit, tempat beristirahat dan berkembang biak yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Larva dapat di temukan dalam air yang mengandung tinggi pencemaran organik dan dekat dengan tempat tinggal manusia. Nyamuk ini dapat di kendalikan dengan tiga cara yaitu: secara mekanik, biologi dan kimia.

B.     Saran
Diharapkan agar pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani keberadaan nyamuk culex dan penyakit yang ditimbulkannya karena penyakit yang disebabkan dapat membuat penderita mengalami cacat fisik yang dapat di tularkan melalui serangga ini sehingga akan lebih banyak orang  menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan penanganan kasus filariasis ini pula, diharapkan Indonesia mampu mewujudkan program Indonesia Sehat






DAFTAR PUSTAKA








1 komentar:

makasih kunjungannya :)