BAB I
PENDAHULUAN
A. Lata
Belakang
Nyamuk termasuk serangga
(Arthropoda: Insecta). Tubuhnya terbagi tiga bagian: kaput, toraks, abdomen.
Pada kepala ada bagian mulut yang disebut probosis yang lurus ke depan (pada
Tribus Culicini dan Anphelini) atau bagian depannya melemgkung ke arah perut
(Tribus Megarhini), sepasang antena, dan sepasang palpus maksilaris. Nyamuk
jantan antena tipe plumose, yang betina tipe pilose. Tipe bag. mulut menusuk
dan mengisap. Pada toraks melekat 3 pasang kaki, dan sepasang sayap, dan
sepasang halter (sayap yang sangat mereduksi, bentuknya seperti halter).
Terdiri dari 3453 spesies, salah satu
diantaranya adalah nyamuk culex sp.
Nyamuk Culex sp merupakan pengganggu:
menggigit/mengisap darah waktu malam mengganggu tidur atau kerja malam di dalam
rumah atau mungkin juga di luar rumah, di sawah, dll.
Nyamuk ini, pola hidupnya mirip dengan
aedes aegypti. Mereka sangat suka hinggap di pakaian-pakaian yang anda taruh di
tempat sembarangan.
Apabila anda sering
menaruh pakaian anda di sembarang tempat, pastikan anda menggunakan lemari saja
untuk menyimpan pakaian anda karena lemari merupakan sebuah tempat yang aman
untuk menyimpan pakaian yang ada di rumah anda. Meskipun mereka suka tinggal di
pakaian yang ditaruh di sembarang tempat, nyamuk ini juga bisa berkembang biak
dengan mudah di genangan air. Genangan air merupakan tempat favorit mereka
untuk berkembang biak dan tempat ini biasanya mereka gunakan apabila mereka
ingin bertelur atau melakukan perkawinan.
Nyamuk Culex sp
memiliki kebiasaan yang berbeda dengan Aedes Aegepty, bila Aedes aegepty suka
hidup pada air bersih maka Culex sp menyukai air yang kotor seperi genangan
air, limbah pembuangan mandi, got ( selokan ) dan sungai yang penuh sampah. Culex
sp, nyamuk yang memiliki ciri fisik coklat keabu-abuan ini mampu berkembang
biak disegala musim. Hanya saja jumlahnya menurun saat musim hijan karena
jentik-jentiknya terbawa arus. Culex sp melakukan kegiatannya dimalam hari.
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui nyamuk culex sp sp
2. Untuk
mengetahui Morfologi nyamuk culex sp
3. Untuk
mengetahui klasifikasi nyamuk culex sp.
4. Untuk
mengetahui siklus hidup nyamuk culex sp.
5. Untuk
mengetahui bionomik nyamuk culex sp.
6. Untuk mengetahui Habitat nyamuk culex
sp.
7. Untuk
mengetahui Faktor Lingkungan Fisik yang
Mempengaruhi pertumbuhan Nyamuk culex sp.
8. Untuk mengetahui penyakit yang di timbulkan oleh nyamuk culex sp.
9. Untuk mengetahui pengendalian nyamuk culex sp.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Nyamuk
culex sp dan Morfologi
Culex sp adalah genus dari
nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit yang penting seperti West Nile
Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis.
Nyamuk dewasa dapat berukuran 4 – 10 mm (0,16 – 0,4
inci). Dan dalam morfologinya nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum: kepala,
dada, dan perut. Nyamuk Culex sp yang banyak di temukan di Indonesia
yaitu jenis Culex sp quinquefasciatus.
B. Morfologi Nyamuk culex sp
Adapun Morfologi Nyamuk Culex sp y yaitu: Telur berwarna coklat, panjang dan silinder, vertical
pada permukaan air, tersementasi pada susunan 300 telur.Panjang susunan
biasanya 3 – 4mm dan lebarnya 2 – 3mm Telur.Telur culex diletakkan
secara berderet- deret rapi seperti kait dan tanpa pelampung yang berbentuk
menyerupai peluru senapan.
Pada stadium
jentik nyamuk Culex mempunyai siphon yang mengandung bulu- bulu siphon
(siphonal tuft) dan pekten, sisir atau comb dengan gigi- gigi sisir (comb
teeth), segmen anal dengan pelana tertutup dan tampak tergantung pada permukaan
air.
Stadium pupa
Culex mempunyai tabung pernafasan yang bentuknya kelihatan sempit dan
panjang, digunakan untuk pengambilan oksigen.
Ciri Secara Umum :
a) Telur : lonjong seperti peluru
b) Larva : sifon panjang dan bulunya
lebih dari satu pasang
c) Fase dewasa : abdomen bagian ujung
tumpul, warna cokelat muda tanpa tanda khas
d) Sayap : sisik sempit panjang dengan
ujung runcing
e) Peran medis : sebagai vektor
filariasis dan penyakit Japanese B. encephalitis
f) Perilaku : mengisap darah pada malam
hari
g) Habitat : air jernih dan air keruh
Ciri-ciri yang dimiliki oleh nyamuk
ini adalah memiliki warna hitam dan kadang-kadang juga ada yang berwarna
cokelat. Nyamuk ini terlihat biasa dan tidak ada cirri-ciri khusus seperti
nyamuk aedes aegypti yang memiliki warna belang hitam putih. Satu lagi keunikan
dari nyamuk culex sp adalah postur
tubuhnya yang tidak menukik namun cenderung mendatar. Inilah yang membedakan
nyamuk jenis culex sp dengan nyamuk
lainnya. Nyamuk ini juga bisa menyebabkan penyakit apabila menggigit seseorang.
Penyakit yang diberikan oleh nyamuk ini adalah penyakit kaki gajah. Penyakit
yang satu ini cukup bisa membuat anda menderita dan anda tidak akan bisa
melakukan aktivitas sehari-hari anda dengan baik.
C. klasifikasi
nyamuk culex sp sp
Adapun klsifikasi nyamuk culex sp yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi Culex sp adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia,
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo :
Diptera
Family : Culicidae
Genus : Culex
Spesies : Culex sp
D.
Siklus Hidup Nyamuk culex sp
1.
Telur
Seekor nyamuk betina mampu
meletakan 100-400 butir telur. Setiap spesies nyamuk mempunyai kebiasaan yang
berbeda-beda. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air
secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk
mengapung.
2.
Larva
Setelah kontak dengan air,
telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan larva
dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan
predator.Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai
dewasa kurang lebih 5 hari.
3.
Pupa
Pupa merupakan stadium
terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini tidak
memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium
kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk
membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan
makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan
keluar dari air.
4.
Dewasa
Setelah
muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang
sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber
protein yang esensial untuk mematangkan telur. Perkembangan telur hingga dewasa
memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.
E.
Bionomik
Nyamuk culex sp.
Nyamuk betina menghisap
darah untuk proses pematangan telur, berbeda dengan nyamuk jantan. Nyamuk
jantan tidak memerlukan darah tetapi hanya menghisap sari bunga. Setiap nyamuk
mempunyai waktu menggigit, kesukaan menggigit, tempat beristirahat dan
berkembang biak yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
1.
Tempat berkembang biak
Nyamuk Culex sp suka berkembang biak di
sembarang tempat misalnya di air bersih dan air yang kotor yaitu genangan
air, got terbuka dan empang ikan.
2.
Perilaku makan
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan
hewan terutama pada malam hari. Nyamuk Culex
sp suka menggigit binatang peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan sapi.
Menurut penelitian yang lalu kepadatan menggigit manusia di dalam dan di luar
rumah nyamuk Culex sp hampir
sama yaitu di luar rumah (52,8%) dan kepadatan menggigit di dalam rumah
(47,14%), namun ternyata angka dominasi menggigit umpan nyamuk manusia di dalam
rumah lebih tinggi (0,64643) dari nyamuk menggigit umpan orang di luar rumah
(0,60135).
3.
Kesukaan beristirahat
Setelah
nyamuk menggigit orang atau hewan nyamuk tersebut akan beristirahat selama 2
sampai 3 hari. Setiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan beristirahat yang
berbeda-beda. Nyamuk Culex sp suka
beristirahat dalam rumah. Nyamuk ini sering berada dalam rumah sehingga di
kenal dengan nyamuk rumahan.
4.
Aktifitas menghisap darah
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan
hewan terutama pada malam hari (nocturnal). Nyamuk Culex sp sp menggigit beberapa jam setelah matahari terbenam sampai
sebelum matahari terbit. Dan puncak menggigit nyamuk ini adalah pada pukul
01.00-02.00.
F.
Habitat Nyamuk
culex sp
Nyamuk dewasa merupakan ukuran paling tepat untuk
memprediksi potensi penularan arbovirus. Larva dapat di temukan dalam air yang mengandung
tinggi pencemaran organik dan dekat dengan tempat tinggal manusia. Betina siap
memasuki rumah-rumah di malam hari dan menggigit manusia dalam preferensi untuk
mamalia lain.
G.
Faktor
Lingkungan Fisik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Nyamuk culex sp
1.
Suhu
Faktor
suhu sangat mempengaruhi nyamuk Culex sp dimana suhu yang tinggi akan
meningkatkan aktivitas nyamuk dan perkembangannya bisa menjadi lebih cepat
tetapi apabila suhu di atas 350C akan membatasi populasi nyamuk. Suhu optimum
untuk pertumbuhan nyamuk berkisar antara 200C – 300C. Suhu udara mempengaruhi
perkembangan virus dalam tubuh nyamuk
2.
Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung
dalam udara yang dinyatakan dalam (%). Jika udara kekurangan uap air yang besar
maka daya penguapannya juga besar. Sistem pernafasan nyamuk menggunakan pipa
udara (trachea) dengan lubang-lubang pada dinding tubuh nyamuk (spiracle).
Adanya spiracle yang terbuka lebar tanpa ada mekanisme pengaturannya. Pada saat
kelembaban rendah menyebabkan penguapan air dalam tubuh sehingga menyebabkan
keringnya cairan tubuh. Salah satu musuh nyamuk adalah penguapan, kelembaban
mempengaruhi umur nyamuk, jarak terbang, kecepatan berkembang biak, kebiasaan
menggigit, istirahat dan lain-lain.
3. Pencahayaan
Pencahayaan
ialah jumlah intensitas cahaya menuju ke permukaan per unit luas. Merupakan
pengukuran keamatan cahaya tuju yang diserap. Begitu juga dengan kepancaran
berkilau yaitu intensitas cahaya per unit luas yang dipancarkan dari pada suatu
permukaan. Dalam unit terbitan SI, kedua-duanya diukur dengan menggunakan unit lux
(lx) atau lumen per meter persegi (cd.sr.m-2). Bila dikaitkan antara
intensitas cahaya terhadap suhu dan kelembaban, hal ini sangat berpengaruh.
Semakin tinggi atau besar intensitas cahaya yang dipancarkan ke permukaan maka
keadaan suhu lingkungan juga akan semakin tinggi. Begitu juga dengan
kelembaban, semakin tinggi atau besar intensitas cahaya yang dipancarkan ke
suatu permukaan maka kelembaban di suatu lingkungan tersebut akan menjadi lebih
rendah
H. Penyakit yang ditimbulkan nyamuk Culex sp
1. Filariasis
Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk
seperti Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Penyakit ini bersifat
menahun (kronis) dan bila tak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat
menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun
laki-laki.
ü Cara
penularan
Penderita awalnya digigit nyamuk yang sudah
"terkontaminasi" larva stadium III. Siklus penularan penyakit kaki
gajah melalui dua tahap. Pertama, tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk. Kedua,
tahap perkembangan dalam tubuh manusia.
ü Gejala
Demam selama 3 5 hari, pembengkakan kelenjar getah bening,
panas dan sakit terasa menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan.
ü Pengobatan
Dititik
beratkan untuk mencegah kecacatan dan mengurangi sakit.
2. West Nile
Virus
Virus Nil Barat (west nile virus/WNV) termasuk arbovirus
yang ditularkan nyamuk. Tiga faktor utama kemunculan WNV adalah perubahan
iklim, populasi burung yang terinfeksi dan penyebaran populasi nyamuk,
khususnya nyamuk culex.
ü Cara
penularan
Pada awalnya virus tersebut hidup pada tubuh burung. Dari
burung lalu "disebarluaskan" oleh nyamuk. Virus ini dapat menimbulkan
penyakit bagi manusia dan sejumlah mamalia.
ü Gejala
Saat terinfeksi WNV tidak terlihat gejala-gejala tertentu
kecuali seperti orang terkena flu. Namun akibatnya bisa sangat serius termasuk
encephalitis (radang otak).
ü Pengobatan
Sejauh ini belum ada pengobatan khusus atau vaksin untuk
mengatasi infeksi WNV.
3. Japanese
Encephalitis
Japanese
Encephalitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini disebarkan
melalui gigitan nyamuk Culex.
ü Cara
penularan
Awalnya
virus Japanese Encephalitis berkembang biak dalam tubuh babi. Lalu, nyamuk
betina Culex mengisap darah babi dan menularkan virus ini saat menggigit
manusia.
ü Gejala
Demam, sakit kepala, lemah, mengingau, mengantuk, lumpuh,
bahkan pingsan.
ü Pengobatan
Sejauh ini belum
ada pengobatan khusus atau vaksin untuk mengatasi infeksi WNV.
I. Pengendalian Nyamuk culex sp
Pengendalian
nyamuk dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Pengendalian
secara mekanik
Cara ini dapat di lakukan dengan mengubur kaleng-kaleng atau
tempat-tempat sejenis yang dapat menampung air hujan dan membersihkan
lingkungan yang berpotensial di jadikan sebagai sarang nyamuk Culex sp misalnya got dan
potongan bambu. Pengendalian mekanis lain yang dapat dilakukan adalah
pemasangan kelambu dan pemasangan perangkap nyamuk baik menggunakan cahaya
lampu dan raket pemukul.
2. Pengendalian
secara biologi
Intervensi
yang di dasarkan pada pengenalan organisme pemangsa, parasit, pesaing untuk
menurunkan jumlah Culex sp. Ikan pemangsa larva misalnya ikan kepala
timah, gambusia ikan mujaer dan nila di bak dan tempat yang tidak bisa ditembus
sinar matahari misalnya tumbuhan bakau sehingga larva itu dapat di makan oleh
ikan tersebut dan merupakan dua organisme yang paling sering di gunakan. Keuntungan dari tindakan pengendalian secara
biologis mencakup tidak adanya kontaminasi kimiawi terhadap lingkungan. Selain
dengan penggunaan organisme pemangsa dan pemakan larva nyamuk pengendalian
dapat di lakukan dengan pembersihan tanaman air dan rawa-rawa yang merupakan
tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air
sebagai tempat perindukan nyamuk dan membersihkan semak-semak di sekitar rumah
dan dengan adanya ternak seperti sapi, kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah
gigitan nyamuk pada manusia apabila kandang ternak di letakkan jauh dari rumah.
3.
Pengendalian
secara kimia.
Penggunaan insektisida secara
tidak tepat untuk pencegahan dan pengendalian infeksi dengue harus dihindarkan.
Selama periode sedikit atau tidak ada aktifitas virus dengue, tindakan reduksi
sumber larva secara rutin, pada lingkungan dapat dipadukan dengan penggunaan
larvasida dalam wadah yang tidak dapat dibuang, ditutup, diisi atau ditangani
dengan cara lain.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Culex sp adalah genus dari
nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit yang penting seperti West Nile
Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis. Fase
pertumbuhan nyamuk culex sp yaitu d
mulai dari telur sampai dewasa. Nyamuk betina
menghisap darah untuk proses pematangan telur, berbeda dengan nyamuk jantan.
Nyamuk jantan tidak memerlukan darah tetapi hanya menghisap sari bunga.
Setiap nyamuk mempunyai waktu menggigit,
kesukaan menggigit, tempat beristirahat dan berkembang biak yang berbeda-beda
satu dengan yang lain. Larva dapat di temukan dalam air
yang mengandung tinggi pencemaran organik dan dekat dengan tempat tinggal
manusia. Nyamuk ini dapat di kendalikan dengan tiga cara yaitu: secara mekanik,
biologi dan kimia.
B.
Saran
Diharapkan agar pemerintah dan masyarakat lebih serius
menangani keberadaan nyamuk culex dan penyakit yang ditimbulkannya karena
penyakit yang disebabkan dapat membuat penderita mengalami cacat fisik yang
dapat di tularkan melalui serangga ini sehingga akan lebih banyak orang menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara.
Dengan penanganan kasus filariasis ini pula, diharapkan Indonesia mampu
mewujudkan program Indonesia Sehat
DAFTAR
PUSTAKA
bisa copas bionomiknya kah kak?
BalasHapus